Sabtu, 17 Maret 2012

Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi dan Dampaknya di Kabupaten Sleman

A.     Latar Belakang
Bencana  menurut UU No.24 Tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.  Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan longsor.
2.  Bencana Non Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3.  Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
Wilayah Indonesia, termasuk daerah rawan terjadinya bencana, terutama bencana alam geologi, yang disebabkan karena posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana seperti salah satu peristiwa gunung meletus yang terjadi di Gunung Merapi.
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7° 325' Lintang Selatan dan 110° 26.5' Bujur Timur. Secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyalali dan Kabupaten Klaten. Status kegiatan Gunung Merapi ditingkatkan dari Normal manjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010, ditingkatkan menjadi Siaga pada 21 Oktober 2010 dan menjadi Awas, terhitung sejak 25 Oktober 2010 dan meletus pada 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB.
Berikut kronologis letusan Gunung Merapi yang terjadi selasa sore (26 Oktober 2010) hingga menjelang malam.
1. Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit
2. Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit
5. Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos     Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9. Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
10. Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit
11. Dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
13. Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk :
1.     Mengetahui faktor - faktor apa saja yang mengakibatkan terjadinya letusan Gunung Merapi.
2.     Mengetahui dampak - dampak apa saja yang ditimbulkan akibat dari meletusnya Gunung Merapi.
3.     Mengetahui strategi mitigasi apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir saat terjadinya bencana dan bahaya di masa mendatang.

C.     Pembahasan
Kabupaten Sleman secara geografis memang memiliki beberapa wilayah rawan bencana alam, mulai dari letusan Gunung Merapi, banjir lahar dingin, tanah longsor, kekeringan dan angin puting beliung. Daerah yang rawan ancaman Gunung Merapi di antara di wilayah Cangkringan, Pakem dan Turi. Daerah tersebut rawan terhadap bahaya letusan Gunung Merapi, awan panas (wedus gembel) maupun banjir lahar dingin. Sedangkan daerah Prambanan yang memiliki kawasan pegunungan, rawan terhadap kekeringan dan tanah longsor. Selain itu, terdapat daerah yang rawan terhadap terjadinya angin puting beliung. Daerah yang rawan angina putting beliung yaitu pada wilayah yang daerah datar seperti Godean, Seyegan, Mlati, Ngaglik dan Berbah.
Untuk penanganan ancaman bencana dari Gunung Merapi telah ada aturan tersendiri. Hal ini karena Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia, oleh karena itu penanganannya harus menyeluruh. Penanganan ancaman bencana Gunung Merapi seperti pemantauan perkembangan aktivitas setiap saat, evakuasi warga jika ada peningkatan aktivitas hingga tahap membahayakan serta persiapan barak dan dapur umum hingga penanganan korban.


Letusan gunung api disebabkan oleh keluarnya magma dari kedalaman bumi terkait dengan penutupan arus - arus konveksi. Proses - proses tektonis dari gerakan yang lambat dari daratan dan pembentukan lempengan. Parameter kedahsyatan diukur dari volume materi yang dikeluarkan, daya letusan dan lamanya letusan, radius jatuhnya, dan dalamnya endapan debu. Kekuatan - kekuatan letusan bisa menghancurkan bangunan - bangunan, hutan – hutan  dan infrastruktur yang dekat dengan gunung berapi dan gas - gas beracun bisa mematikan. Abu panas jatuh sejauh berkilo - kilo meter disekitar gunung, membakar dan mengubur tempat - tempat hunian. Debu bisa terbawa angin dalam jarak yang jauh, dan jatuh sebagai polutan di tempat -tempat hunian yang jauh sekali jaraknya. Lava cair yang dilepas dari kawah vulkanis bisa mengalir berkilo - kilo meter jauhnya sebelum akhirnya memebeku. Panas lava akan membakar sebagian besar barang - barang yang berada pada jalur aliran lava. Letusan gunung berapi bisa mengubah pola -pola cuaca setempat dan menghancurkan ekologi setempat. Gunung berapi juga menyebabkan gerakan kuat ke atas dari daratan selama proses pembentukannya.
a.    Dampak Letusan
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi. Ancaman lahar telah terjadi pada letusan Gunung Merapi pada tahun 1994 dan 2006. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Bahkan pada letusan tahun 2006, awan panas telah merenggut dua korban jiwa di Kaliadem.
Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.


b.  Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung Merapi
Langkah konkrit dalam kesiap siagaan terhadap letusan Gunung Merapi antara lain adalah :
1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman ancamannya
2.  Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3.  Membuat sistem peringatan dini
4.  Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
5.  Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang
6.  Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
7.  Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8.  Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi

c.  Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan Gunung Merapi
Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :
1.  Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2.  Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3.  Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4.  Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak
5.  Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6.  Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

d.      Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan
Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :
1.  Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2.  Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
3.  Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian



PENUTUP
Kesimpulan
Wilayah Indonesia, termasuk daerah rawan terjadinya bencana, terutama bencana alam geologi, yang disebabkan karena posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana seperti salah satu peristiwa gunung meletus yang terjadi di Gunung Merapi.
Letusan gunung api ( Gunung Merapi ) disebabkan oleh keluarnya magma dari kedalaman bumi terkait dengan penutupan arus - arus konveksi. Proses - proses tektonis dari gerakan yang lambat dari daratan dan pembentukan lempengan.
Dampak dari adanya letusan gunung berapi antara lain :
1.     Gas vulkanik yaitu gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia.
2.     Lava yaitu cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
3.     Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
4.     Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus.
5.     Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Untuk penanganan ancaman bencana dari Gunung Merapi telah ada aturan tersendiri. Hal ini karena Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di dunia, oleh karena itu penanganannya harus menyeluruh. Penanganan ancaman bencana Gunung Merapi seperti pemantauan perkembangan aktivitas setiap saat, evakuasi warga jika ada peningkatan aktivitas hingga tahap membahayakan serta persiapan barak dan dapur umum hingga penanganan korban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar